wb_sunny

Breaking News

Telah Dibuka Pendaftaran Inden SMP Pondok Pesantren Tahfidz Global Jakarta Beasiswa Penuh Sampai Lulus Call/WA 0813-2248-2220 | Pesan Kue dan Catering untuk Acara atau Hajatan Daerah Depok dan Jakarta WA Mr Gajah 0895-0136-6671 | Desain dan Cetak Kebutuhan Bisnis Anda, Kami Kerjakan dan Hasilnya Dikirim ke Alamat Anda WA 0895-3505-29794 | Bisnis Anda Ingin Tampil Di SIni dan Dikenal Lebih Luas di Jakarta dan Sekitar? Iklankan di Sini Sekarang! Hubungi Kita di media@medianetwork.my.id | 081288284898

Cinta Dasar Literasi sebagai Energi yang Menyalakan Gerakan Sosial

Cinta Dasar Literasi sebagai Energi yang Menyalakan Gerakan Sosial


JKT.NEWS --
Dalam rangka memperkuat budaya literasi, Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta menyelenggarakan acara Bincang Literasi bertajuk “Dakwah dengan Literasi Nyalakan Aksi Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045” di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Sabtu (23/8/2025). 

Forum ini mempertemukan tokoh literasi nasional, pegiat literasi, pustakawan, dan pemimpin organisasi pemuda Islam.

Imam Nawawi, Direktur Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) dan pegiat literasi, menegaskan bahwa dasar literasi adalah cinta. Ia memandang literasi bukan sekadar keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga energi spiritual yang menyalakan gerakan sosial. 

Dalam perspektif ini, terang Imam, literasi adalah perpanjangan dari cinta kepada Tuhan, yang berbuah pada cinta kepada sesama manusia.

“Dalam dunia ini hanya ada dua cinta. Pertama, mencintai yang Maha Mencintai, dan kedua, cinta dunia. Jika kita mencintai yang Maha Mencintai, maka kita hanya menjalankan apa yang dicintai oleh-Nya. Inilah true love never ends, cinta sejati yang tak berakhir,” ungkapnya.

Ketua Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta, Adam Sukiman, dalam sambutannya menekankan peran literasi sebagai awal gerakan kebangsaan. 

“Tanpa kata dan diskursus ide, perjuangan akan kehilangan arah. Para pendiri bangsa kita membuktikan hal ini, mereka memulai perjuangan dengan literasi, bahkan melalui jurnalisme,” jelasnya.

Dalam sambutannya membuka forum ini, Ketua DPW Hidayatullah DKI Jakarta, Muhammad Isnaini, menyoroti tantangan budaya literasi di tengah era digital. 

“Penelitian UNESCO kerap menyebut budaya baca kita rendah. Namun saya percaya umat Islam memiliki basis literasi kuat, sebab setiap hari kita membaca Al-Qur’an. Masalahnya adalah bagaimana menjadikan itu gerakan kebangsaan,” ujarnya. 

Isnaini menekankan peran Rumah Qur’an sebagai wadah literasi, aspirasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Maman Suherman menyampaikan refleksi literasi sebagai jalan hidup. 

“Pesan ibu saya: kalau kamu sudah membaca iqra’, kamu tidak akan lapar lagi. Saya buktikan, dari menulis saya bisa membiayai kuliah saya dan adik-adik saya,” ungkapnya. 

Ia menambahkan, literasi finansial dalam Islam memberi tuntunan bahwa memberi lebih baik daripada menerima, sebuah prinsip yang harus dipraktikkan generasi muda.

Dalam pada itu, Hadi Nur Ramadhan menegaskan pentingnya membaca sejarah. Ia juga mengingatkan kembali pesan Buya Hamka bahwa umur bisa diperpanjang melalui amal dan karya tulisan.

“Qur’an menuturkan kisah-kisah masa lalu agar kita belajar. Kita tidak akan menjadi orang besar kalau tidak membaca sejarah orang-orang besar,” katanya. 

Acara ini juga dihadiri Slamet Abadi, pejabat Kementerian Agama DKI Jakarta, yang menyampaikan apresiasi pemerintah atas inisiatif pemuda dalam menghidupkan budaya literasi.

Tags