CEO Werdomark Bekali Pengurus Yayasan Al Firdaus Pelatihan Digital Marketing
JKT.NEWS -- Yayasan Yatim Piatu Al Firdaus yang berlokasi di Kampung Jaletreng, Jalan Raya Serpong, Kota Tangerang Selatan, menjadi tuan rumah pelatihan intensif sehari bertema “Strategi Pemasaran Digital untuk Lembaga Sosial dan Pendidikan Islam”, Senin (3/11/2025).
Kegiatan ini menghadirkan Muhammad Irwan, Digital Marketing Specialist sekaligus CEO-founder lembaga konsultan pemasaran Werdomark, sebagai narasumber utama.
Pelatihan diikuti oleh staf dan pengurus yayasan, dengan sambutan pembuka disampaikan oleh Ustadz Ahmad Maghfur, Ketua DPW Hidayatullah Banten. Dalam pengantarnya, ia menekankan pentingnya transformasi digital bagi lembaga keagamaan dan sosial agar tetap relevan di era komunikasi terbuka ini.
“Dunia digital bukan ancaman bagi dakwah dan sosial, justru menjadi ladang baru untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Karena itu, kita perlu memahami ilmunya,” ujar Ustadz Ahmad Maghfur di hadapan peserta.
Ia menambahkan bahwa yayasan sosial seperti Al Firdaus memiliki potensi besar untuk menjangkau lebih luas masyarakat yang peduli pada anak yatim dan dhuafa. “Kalau kita mampu memasarkan program dengan cara yang benar dan amanah, banyak orang akan datang membantu tanpa harus diminta,” imbuhnya.
Sementara itu, Muhammad Irwan dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pemasaran digital bukan semata soal meningkatkan popularitas lembaga, tetapi tentang membangun kepercayaan publik melalui nilai dan integritas.
“Dalam konteks lembaga Islam seperti pesantren atau yayasan sosial, trust adalah mata uang utama. Amanah adalah kunci pemasaran paling tinggi nilainya,” tegas Irwan.
Menurutnya, banyak lembaga sosial dan pendidikan Islam yang sudah memiliki kegiatan luar biasa, namun kurang dikenal publik karena tidak dikelola dengan strategi komunikasi yang baik.
“Kalau sebuah lembaga punya program mulia tapi tidak dikabarkan dengan benar, publik tidak akan tahu. Maka tugas kita adalah menceritakan kebaikan dengan cara yang etis dan efektif,” ujar Irwan.
Ia menjelaskan bahwa pemasaran yang efektif harus berpijak pada nilai. “Kalau di dunia bisnis orang bicara tentang brand value, maka dalam lembaga Islam kita bicara tentang nilai keberkahan bahwa setiap pesan digital harus membawa niat yang benar dan menjaga kejujuran,” tambahnya.
Dalam sesi interaktif, Irwan membagikan contoh praktik strategi digital sederhana yang bisa diterapkan lembaga seperti Al Firdaus. Mulai dari pembuatan konten storytelling tentang kehidupan santri dan anak asuh, publikasi laporan transparansi dana, hingga penggunaan media sosial untuk kampanye donasi dan pendidikan publik.
“Transparansi adalah bentuk dakwah modern. Ketika masyarakat melihat laporan kegiatan yang jujur dan terbuka, mereka akan percaya, dan dari kepercayaan itu lahir dukungan,” jelasnya.
Peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi, terutama ketika Irwan mengajak mereka melakukan simulasi membuat konten digital dengan pesan berbasis nilai. Ia juga menyoroti pentingnya konsistensi dan profesionalitas dalam pengelolaan media sosial lembaga.
“Tidak masalah kalau postingnya sederhana, yang penting konsisten dan transparan. Konten yang lahir dari kejujuran punya daya jangkau yang jauh lebih kuat daripada yang dibuat sekadar untuk viral,” ujar Irwan menutup sesinya.
Pelatihan diakhiri dengan refleksi bersama dan penyerahan sertifikat simbolis kepada peserta oleh Ustadz Ahmad Maghfur. Ia menyampaikan apresiasi kepada Muhammad Irwan dan tim Werdomark atas kontribusinya dalam mengedukasi lembaga Islam agar lebih siap menghadapi era digital.
“Kami berharap ke depan, lembaga seperti Al Firdaus dapat menjadi contoh bagaimana yayasan Islam bisa memadukan nilai keikhlasan dengan profesionalitas digital,” ujarnya.
Kegiatan ini, katanya menambahkan, menjadi momentum penting bagi Yayasan Al Firdaus untuk memperkuat strategi dakwah sosialnya di dunia digital, sekaligus meneguhkan komitmen bahwa pengelolaan amanah publik harus dilakukan dengan jujur, transparan, dan penuh tanggung jawab.
