Diskusi Mahasiswa Sulteng di Jakarta Dorong Transformasi dari Mimpi ke Aksi
JKT.NEWS -- Forum diskusi mahasiswa Sulawesi Tengah binaan Yayasan Kampung Hijrah yang digelar oleh Pesantren Mahasiswa Sulawesi Tengah di Jakarta menghadirkan ruang percakapan yang produktif dan reflektif tentang peran generasi muda dalam menapaki jalur perubahan. (15/11/25)
Suhardi, Founder Kampung Institude, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan memberikan apresiasi terhadap dinamika diskusi yang berlangsung. Ia menilai bahwa gagasan-gagasan yang disampaikan oleh Wakil Ketua DMI Sulteng, Ustadz Hartono M. Yasin Anda, berhasil membuka ruang aspirasi dan menyampaikan inspirasi yang relevan bagi para peserta, sehingga forum ini memiliki nilai strategis dalam proses pembinaan mahasiswa.
Dengan mengangkat tema bangkit bergerak, dari mimpi ke aksi dari kampung melompat maju, kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memahami peran mereka sebagai generasi terdidik yang membawa identitas daerah sekaligus tanggung jawab moral.
Dalam pemaparannya, Ustadz Hartono menekankan bahwa mahasiswa Sulawesi Tengah di Jakarta merupakan bagian dari kelompok terpilih yang mendapat kesempatan menempuh pendidikan tinggi di ibu kota. Karena itu, ia mendorong peserta untuk mengambil peran sebagai penggerak kebenaran dan menjadi bagian dari kelompok yang siap tampil pada gelombang pertama perubahan sosial.
Pada sesi lanjutan, Bang Sahar selaku mentor mahasiswa binaan Yayasan Kampung Hijrah menegaskan pentingnya menampilkan karakter dan kontribusi yang membedakan diri dari mahasiswa lain. Semangat serupa disampaikan Suhardi yang menyoroti kebutuhan mahasiswa untuk menguasai keterampilan yang dapat memperkuat daya saing.
Menurutnya, kompetisi di berbagai bidang semakin ketat, sehingga setiap mahasiswa perlu memiliki keahlian yang dapat menjadi nilai tambah di mana pun mereka berada. Forum ini dipandu oleh moderator Hasman Dwipangga, yang juga mengelola dua pertanyaan yang memperkaya arah dialog.
Pertanyaan pertama datang dari Erwin Gedion mengenai cara membangun kebiasaan awal ketika merantau, terutama dalam menyesuaikan diri antara kebiasaan kampung dan budaya kota?.
Menjawab hal tersebut, Ustadz Hartono menyampaikan bahwa kebiasaan baik dapat dimulai dari langkah sederhana, memperkuat budaya literasi, peka terhadap perubahan, meningkatkan penyesuaian diri, bangun lebih awal, serta konsisten menjalankan aktivitas yang terjadwal. Ia kembali menegaskan pentingnya semangat mencari kebenaran sebagai tanggung jawab seorang khalifah.
Pertanyaan kedua, yang diajukan Yusril dari PTIQ, menyangkut keberkahan ilmu yang diperoleh melalui belajar mandiri di platform digital tanpa bimbingan guru?.
Menanggapi hal ini, Ustadz Hartono menjelaskan bahwa peran guru memang ideal sebagai pemberi arah dalam proses menuntut ilmu. Namun, ia menambahkan bahwa apa pun bentuk pembelajaran yang ditempuh, seseorang tetap harus memohon petunjuk kepada Allah agar ilmu yang diambil membawa manfaat.
Menutup sesi penyampaian, Ustadz Hartono menyampaikan pesan mengenai pentingnya melihat proses sebagai bagian dari pencapaian. Ia mengingatkan bahwa setiap mahasiswa telah melakukan banyak upaya saat meraih cita-cita.
Walaupun tujuan tidak selalu tercapai sesuai rencana, Allah selalu memandang usaha yang dilakukan dan mampu memberi balasan dari arah yang tidak disangka. Ia juga menyoroti kerja keras para mahasiswa binaan yang mampu membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan seperti berdagang, bekerja di layanan jasa, hingga beraktivitas di berbagai instansi.
Di akhir forum, Suhardi kembali menegaskan tujuan pembinaan Kampung Institude yang diarahkan pada peningkatan kapasitas personal dan profesional mahasiswa. Ia memandang bahwa mahasiswa Sulawesi Tengah di Jakarta memikul harapan besar sebagai generasi yang adaptif, terampil, dan siap mengabdi.
Karena itu, ia mendorong agar mereka memperluas pengetahuan, membangun jejaring konstruktif, serta menjaga konsistensi dalam belajar dan berproses. Forum ini menjadi ruang refleksi bersama tentang bagaimana potensi dapat diterjemahkan menjadi kemampuan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
HASMAN DWIPANGGA
