Layanan Kesehatan Darurat Bawa Harapan bagi Korban Banjir
JKT.NEWS -- Bagi warga Kampung Seumadam dan Kampung Pipa, Kabupaten Aceh Tamiang, dampak banjir dan longsor yang terjadi lebih dari satu bulan lalu masih terasa hingga kini. Selain kerusakan fisik lingkungan, bencana tersebut turut memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat akibat terbatasnya akses terhadap layanan medis.
Dalam situasi tersebut, kehadiran layanan kesehatan darurat dari Islamic Medical Service (IMS) menjadi perhatian utama warga. Layanan ini dilaksanakan pada 16 Desember 2025 oleh Hidayatullah melalui IMS, dengan dukungan Rabithah Alam Islami serta kolaborasi bersama PT Indofest Global Pratama dan PP Al Irsyad Al Islamiyyah.
Sebanyak 200 warga dari dua kampung terdampak mendapatkan layanan konsultasi kesehatan dan obat-obatan. Kehadiran tim medis di tengah masyarakat dinilai membantu meringankan beban warga yang selama ini kesulitan memperoleh pengobatan dasar.
Boby, tokoh masyarakat Kampung Seumadam, menyampaikan bahwa bantuan kesehatan tersebut sangat berarti. “Dalam kondisi seperti sekarang, obat sekecil apa pun sangat berarti,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kehadiran dokter dan tenaga medis memberikan ketenangan psikologis bagi warga yang masih berada dalam situasi pemulihan pascabencana.
Layanan kesehatan yang diberikan mencakup pemeriksaan keluhan umum yang banyak dialami warga. Dokter Alif, Penanggung Jawab Tim Medis IMS, menjelaskan bahwa mayoritas keluhan berkaitan dengan kondisi lingkungan. “Kasus yang paling banyak kami tangani adalah pusing, diare, serta gangguan kulit seperti gatal-gatal,” jelasnya.
Menurut warga, layanan ini tidak hanya membantu secara medis, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan di tengah situasi sulit. Kehadiran langsung tenaga kesehatan dinilai sebagai bentuk kepedulian yang nyata terhadap kondisi masyarakat di lapangan.
IMS menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari respons awal pascabencana. Ketua Tim Program IMS, Ridho Muhammad Fatihuddin, mengatakan bahwa layanan kesehatan ini juga menjadi sarana untuk mendengar langsung kebutuhan masyarakat. “Kami melihat langsung kondisi masyarakat dan mendengar aspirasi mereka,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa fase lanjutan akan difokuskan pada program pemulihan yang lebih luas, termasuk pengadaan air bersih, dapur bencana, serta layanan pemulihan trauma. Langkah ini dirancang untuk mendukung proses pemulihan kehidupan masyarakat secara bertahap.
Selain Aceh Tamiang, IMS juga membuka peluang untuk memperluas layanan ke wilayah lain di Sumatra yang terdampak bencana, sesuai dengan hasil pemetaan kebutuhan di lapangan. Dengan pendekatan tersebut, respons kemanusiaan diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan.
Aksi layanan kesehatan darurat ini menjadi salah satu bentuk kehadiran lembaga kemanusiaan di tengah masyarakat pascabencana, sekaligus memperlihatkan pentingnya dukungan berkelanjutan bagi warga terdampak.
ARDILLAH RAHMAN NURDIN
